Dream Catcher, Gantungan Penangkal Mimpi Buruk

Hal ini mungkin agak jarang kita dengar di kultur orang Indonesia. Biasanya di Indonesia, untuk menghindari mimpi buruk seseorang akan disarankan untuk mencuci kaki sebelum tidur dan berdoa, atau bahkan meletakkan berbagai macam benda di bawah bantal mereka. Tapi hal ini tidak berlaku di kultur orang Amerika asli, dimana mereka lebih bergantung kepada sebuah gantungan yang diberi nama Dream Catcher.

Dream Catcher, Gantungan Penangkal Mimpi Buruk

Gantungan dream catcher adalah sebuah ornamen yang merupakan bagian dari budaya orang Amerika asli. Nama “dream catcher” yang berarti penangkap mimpi sendiri sebenarnya merupakan sebuah artian dari bahasa asli orang-orang Amerika asli tersebut. Dalam bahasa aslinya, dream catcher diberi nama bawaajige nagwaagan yang berarti penangkap mimpi atau asabikeshiinh yang merupakan kata mati dari laba-laba.

Gantungan penangkal mimpi buruk atau yang biasa dikenal dengan nama dream catcher biasanya dibuat menggunakan tangan menggunakan kayu melingkar dari pohon willow. Ketika hoopnya sudah terbentuk, pengrajin gantungan ini kemudian akan melakukan sulaman atau rajutan menggunakan jaring atau kain sehingga membentuk motif yang menarik dan membuat dream catcher nampak seperti sebuah saringan. Setelah proses pembuatan jaring selesai, maka dream catcher langsung didekorasi dengan benda-benda mistis seperti misalnya bulu dari burung elang, atau manik-manik.

Inilah Legenda Mengenai Dream Catcher, Gantungan Penangkal Mimpi Buruk
Pertama kali muncul,  dream catcher datang dari orang-orang Ojibwe dan baru diadopsi oleh orang-orang sekitarnya melalui pertukaran dan pernikahan antar suku. Suku Amerika asli sendiri baru memiliki kebudayaan ini setelah pergerakan Pan-Indian di tahun 1960 hingga 1970-an. Beberapa orang juga memiliki teori bahwa dream catcher aslinya adalah sebuah simbol persatuan antara banyaknya suku Indian yang ada pada masa itu, tapi tidak banyak juga orang Amerika asli yang membenci dream catcher karena sudah menjadi sesuatu yang terlalu dikomersilkan sehingga banyak orang luar yang menyalahgunakannya.

Orang-orang Amerika asli percaya bahwa udara di malam hari selalu penuh dengan mimpi, baik yang buruk maupun yang baik. Dan karena itulah mereka menciptakan dream catcher yang fungsinya adalah untuk menangkap mimpi sesuai dengan namanya. Ketika mereka tidur, mereka akan menggantungkan dekorasi penangkap mimpi ini dekat kasur, atau bahkan mereka akan semabarangan menggantungkannya, sehingga dream catcher ini bisa menangkap mimpi dengan lebih bebas.

Ketika dream catcher dipasangkan, menurut mereka mimpi yang baik akan selalu mengetahui cara untuk melewati dream catcher, mengetahui celah-celah yang bisa dilalui di antara banyaknya corak yang mewarnai gantungan ini. Mimpi yang baik juga akan dengan mulus meluncur melalui bulu yang ada, sehingga kadang seseorang tidak mengetahui apa yang ia mimpikan. Untuk mimpi buruk, mereka biasanya akan terperangkap dan hilang begitu terkena cahaya pertama di pagi hari.

Hal ini mungkin ada hubungannya dengan cerita orang-orang Ojibwe mengenai wanita laba-laba yang bernama Asibikaashi, dimana wanita ini akan menjaga anak-anak serta orang-orang di daerah tersebut. Pada suatu saat, orang-orang Ojibwe memilih untuk menyebar menuju daerah Amerika Utara, membuat Asibikaashi kesulitan untuk melindungi mereka. Karena ini, para orangtua disarankan membuat dream catcher sebagai tanda untuk Asibikaashi, agar Asibikaashi terus bisa menjaga orang-orang Ojibwe ini meskipun mereka berada di ujung dunia. Inilah asal muasal munculnya dream catcher, gantungan penangkal mimpi buruk.

Post a Comment